Thursday, March 8, 2012

when its hard to believe...

I wouldn't know how hurt it is when a girl says to her father : Its just hard to BELIEVE you, Dad.

yet a girl........... will finally came with teary eyes she'll walk and sit on her father's lap, saying : thank you for loving me unconditionally especially the time when i say its hard to believe.

Tuesday, January 31, 2012

Not what my hands have done..

Not what my hands have done
Can save my guilty soul
Not what my toiling flesh has borne
Can make my spirit whole
Not what I feel or do
Can give me peace with God
Not all my prayers and sighs and tears
Can bear my awful load

Thy work alone, Oh Christ
Can ease this weight of sin
Thy blood alone, Oh Lamb of God
Can give me peace within
Thy love to me, Oh God
Not mine, Oh Lord, to Thee
Can rid me of my dark unrest
And set my spirit free

And I bless the Christ of God
I rest on love divine
And with unfaltering lip and heart
I call this Savior mine
His cross dispels each doubt
I bury in His tomb
Each thought of unbelief and fear
Each lingering shade of gloom

And I praise the God of grace
I trust His truth and light
He calls me His, I call Him mine
My God, my joy, my life
Tis He Who saveth me
And freely pardon gives
I love because He loveth me
I live because He lives

- guilty hands are raised, filthy rug all I bring -

withy

Tuesday, August 16, 2011

Passport --- Rhenald Kasali

Passport oleh Rhenald Kasali


Setiap saat mulai perkuliahan, saya selalu bertanya kepada mahasiswa berapa orang yang sudah memiliki pasport. Tidak mengherankan, ternyata hanya sekitar 5% yang mengangkat tangan. Ketika ditanya berapa yang sudah pernah naik pesawat, jawabannya melonjak tajam. Hampir 90% mahasiswa saya sudah pernah melihat awan dari atas. Ini berarti mayoritas anak-anak kita hanyalah pelancong lokal.

Maka, berbeda dengan kebanyakan dosen yang memberi tugas kertas berupa PR dan paper, di kelas-kelas yang saya asuh saya memulainya dengan memberi tugas mengurus pasport. Setiap mahasiswa harus memiliki "surat ijin memasuki dunia global.". Tanpa pasport manusia akan kesepian, cupet, terkurung dalam kesempitan, menjadi pemimpin yang steril. Dua minggu kemudian, mahasiswa sudah bisa berbangga karena punya pasport.

Setelah itu mereka bertanya lagi, untuk apa pasport ini? Saya katakan, pergilah keluar negeri yang tak berbahasa Melayu. Tidak boleh ke Malaysia, Singapura, Timor Leste atau Brunei Darussalam. Pergilah sejauh yang mampu dan bisa dijangkau.

"Uang untuk beli tiketnya bagaimana, pak?" Saya katakan saya tidak tahu. Dalam hidup ini, setahu saya hanya orang bodohlah yang selalu memulai pertanyaan hidup, apalagi memulai misi kehidupan dan tujuannya dari uang. Dan begitu seorang pemula bertanya uangnya dari mana, maka ia akan terbelenggu oleh constraint. Dan hampir pasti jawabannya hanyalah tidak ada uang, tidak bisa, dan tidak mungkin.

Pertanyaan seperti itu tak hanya ada di kepala mahasiswa, melainkan juga para dosen steril yang kurang jalan-jalan. Bagi mereka yang tak pernah melihat dunia, luar negeri terasa jauh, mahal, mewah, menembus batas kewajaran dan buang-buang uang. Maka tak heran banyak dosen yang takut sekolah ke luar negeri sehingga memilih kuliah di almamaternya sendiri. Padahal dunia yang terbuka bisa membukakan sejuta kesempatan untuk maju. Anda bisa mendapatkan sesuatu yang yang terbayangkan, pengetahuan, teknologi, kedewasaan, dan wisdom.

Namun beruntunglah, pertanyaan seperti itu tak pernah ada di kepala para pelancong, dan diantaranya adalah mahasiswa yang dikenal sebagai kelompok backpackers. Mereka adalah pemburu tiket dan penginapan super murah, menggendong ransel butut dan bersandal jepit, yang kalau kehabisan uang bekerja di warung sebagai pencuci piring. Perilaku melancong mereka sebenarnya tak ada bedanya dengan remaja-remaja Minang, Banjar, atau Bugis, yang merantau ke Pulau Jawa berbekal seadanya.Ini berarti tak banyak orang yang paham bahwa bepergian keluar negeri sudah tak semenyeramkan, sejauh, bahkan semewah di masa lalu.

Seorang mahasiswa asal daerah yang saya dorong pergi jauh, sekarang malah rajin bepergian. Ia bergabung ke dalam kelompok PKI (Pedagang Kaki Lima Internasional) yang tugasnya memetakan pameran-pameran besar yang dikoordinasi pemerintah. Disana mereka membuka lapak, mengambil resiko, menjajakan aneka barang kerajinan, dan pulangnya mereka jalan-jalan, ikut kursus, dan membawa dolar. Saat diwisuda, ia menghampiri saya dengan menunjukkan pasportnya yang tertera stempel imigrasi dari 35 negara. Selain kaya teori, matanya tajam mengendus peluang dan rasa percaya tinggi. Saat teman-temannya yang lulus cum-laude masih mencari kerja, ia sudah menjadi eksekutif di sebuah perusahaan besar di luar negeri.

The Next Convergence
Dalam bukunya yang berjudul The Next Convergence, penerima hadiah Nobel ekonomi Michael Spence mengatakan, dunia tengah memasuki Abad Ke tiga dari Revolusi Industri. dan sejak tahun 1950, rata-rata pendapatan penduduk dunia telah meningkat dua puluh kali lipat. Maka kendati penduduk miskin masih banyak, adalah hal yang biasa kalau kita menemukan perempuan miskin-lulusan SD dari sebuah dusun di Madura bolak-balik Surabaya-Hongkong.

Tetapi kita juga biasa menemukan mahasiswa yang hanya sibuk demo dan tak pernah keluar negeri sekalipun. Jangankan ke luar negeri, tahu harga tiket pesawat saja tidak, apalagi memiliki pasport.Maka bagi saya, penting bagi para pendidik untuk membawa anak-anak didiknya melihat dunia. Berbekal lima ratus ribu rupiah, anak-anak SD dari Pontianak dapat diajak menumpang bis melewati perbatasan Entekong memasuki Kuching. Dalam jarak tempuh sembilan jam mereka sudah mendapatkan pelajaran PPKN yang sangat penting, yaitu pupusnya kebangsaan karena kita kurang urus daerah perbatasan. Rumah-rumah kumuh, jalan berlubang, pedagang kecil yang tak diurus Pemda, dan infrastruktur yang buruk ada di bagian sini. Sedangkan hal sebaliknya ada di sisi seberang. Anak-anak yang melihat dunia akan terbuka matanya dan memakai nuraninya saat memimpin bangsa di masa depan. Di universitas Indonesia, setiap mahasiswa saya diwajibkan memiliki pasport dan melihat minimal satu negara.

Dulu saya sendiri yang menjadi gembala sekaligus guide nya. Kami menembus Chiangmay dan menyaksikan penduduk miskin di Thailand dan Vietnam bertarung melawan arus globalisasi. Namun belakangan saya berubah pikiran, kalau diantar oleh dosennya, kapan memiliki keberanian dan inisiatif? Maka perjalanan penuh pertanyaan pun mereka jalani. Saat anak-anak Indonesia ketakutan tak bisa berbahasa Inggris, anak-anak Korea dan Jepang yang huruf tulisannya jauh lebih rumit dan pronounciation- nya sulit dimengerti menjelajahi dunia tanpa rasa takut. Uniknya, anak-anak didik saya yang sudah punya pasport itu 99% akhirnya dapat pergi keluar negeri. Sekali lagi, jangan tanya darimana uangnya. Mereka memutar otak untuk mendapatkan tiket, menabung, mencari losmen-losmen murah, menghubungi sponsor dan mengedarkan kotak sumbangan. Tentu saja, kalau kurang sedikit ya ditomboki dosennya sendiri.

Namun harap dimaklumi, anak-anak didik saya yang wajahnya ndeso sekalipun kini dipasportnya tertera satu dua cap imigrasi luar negeri. Apakah mereka anak-anak orang kaya yang orangtuanya mampu membelikan mereka tiket? Tentu tidak. Di UI, sebagian mahasiswa kami adalah anak PNS, bahkan tidak jarang mereka anak petani dan nelayan. Tetapi mereka tak mau kalah dengan TKW yang meski tak sepandai mereka, kini sudah pandai berbahasa asing.
Anak-anak yang ditugaskan ke luar negeri secara mandiri ternyata memiliki daya inovasi dan inisiatif yang tumbuh. Rasa percaya diri mereka bangkit. Sekembalinya dari luar negeri mereka membawa segudang pengalaman, cerita, gambar dan foto yang ternyata sangat membentuk visi mereka.

Saya pikir ada baiknya para guru mulai membiasakan anak didiknya memiliki pasport. Pasport adalah tiket untuk melihat dunia, dan berawal dari pasport pulalah seorang santri dari Jawa Timur menjadi pengusaha di luar negeri. Di Italy saya bertemu Dewi Francesca, perempuan asal Bali yang memiliki kafe yang indah di Rocca di Papa. Dan karena pasport pulalah, Yohannes Surya mendapat bea siswa di Amerika Serikat. Ayo, jangan kalah dengan Gayus Tambunan atau Nazaruddin yang baru punya pasport dari uang negara.

*) Guru Besar Universitas Indonesia

Jawapos, 8 Agustus 2011


------------
note. Masih bersabar menunggu waktu untuk traveling lagi, kali ini bersama JR :-)

Sunday, August 7, 2011

GRACE - Laura Story

I burst into tears when I hear this song .... sooooooo me! : ). yet I am forever thankful for the GRACE that stands still no matter how much BLACK DOTS i have in this heart. Once again, He brings me to the CROSS : ).


http://www.youtube.com/watch?v=51LGsPMKeAE&feature=related


GRACE
My heart is so proud. My mind is so unfocused.
I see the things You do through me as great things I have done.
And now You gently break me, then lovingly You take me and hold me as my father and mold me as my maker.


I ask you: "How many times will you pick me up, when I keep on letting you down?
And each time I will fall short of Your glory, how far will forgiveness abound?"
And you answer: " My child, I love you.
And as long as you're seeking My face, You'll walk in the pow'r of My daily sufficient grace."

At times I may grow weak and feel a bit discouraged, knowing that someone, somewhere could do a better job.
For who am I to serve You?I know I don't deserve You.
And that's the part that burns in my heart and keeps me hanging on.


I ask you: "How many times will you pick me up, when I keep on letting you down?
And each time I will fall short of Your glory, how far will forgiveness abounds?"
And you answer: " My child, I love you.
And as long as you're seeking My face, You'll walk in the pow'r of My daily sufficient grace."
You are so patient with me, Lord.

As I walk with You, I'm learning what Your grace really means.
The price that I could never pay was paid at Calvary.
So, instead of trying to repay You, I'm learning to simply obey You
by giving up my life to you For all that You've given to me.


:
I ask you: "How many times will you pick me up, when I keep on letting you down?
And each time I will fall short of Your glory, how far will forgiveness abounds?"
And you answer: " My child, I love you.
And as long as you're seeking My face, You'll walk in the pow'r of My daily sufficient grace."

Tuesday, July 26, 2011

Hasil merenung...

Hem, tak banyak yang tahu.....
Betapa diri ini bergumul dengan banyak pertanyaan tentang hari esok , hari ini.

Kepala penuh : ), dan saya memutuskan untuk duduk di depan si Pingky yang setia nemenin saya di masa2 stuck n cuma bisa nulis. Hal -hal yang lagi saya renungkan hari- hari ini :

1. Betapa kecilnya manusia, rapuhnya manusia.
Berawal dari merawat ibu saya yang jatuh, berakibat 2 ruas tulang rusuk belakang kiri patah, saya semakin "ditarik" untuk
menyadari , betapa "ringkih"nya manusia itu. 2 tulang rusuk ini bergeser 2 mm ke bawah, dan Anda takkan pernah memba-
yangkan rasa sakitnya sampai Anda melihat orang yang pernah patah tulang rusuk. Untuk bernapas di hari pertama itu, dia
menangis, dan terisak. Untuk batuk, ibu saya harus menahan dengan segenap kekuatan, sampai sesak nafas. Untuk bersin
dibutuhkan 1 bulan, sampai dia benar2 bisa bersin dengan "tulus dan alami" tanpa menekan hidungnya atau menahan sakit.

Kaka ipar saya, digigit seeekor nyamuk Aedes Aygepti, 5 hari badannya panas turun naik, jumlah trombosit turun hingga 1/10 jumlah normal. hanya dalam hitungan 3 hari. Kalau tahu bentuk tubuh kaka ipar saya, hmm mungkin anda akan
berpikir yang sama dengan saya, hemm nyamuk mau gigit jg takut. hehehhe..

Saya sedang belajar menyetir, melihat si motor2 berseliweran seenak dewek tanpa pikir panjang, saya tak habis pikir, tubuh ini kalau kena aspal, tetaplah tubuh yang terdiri dari daging dan kulit, tetap akan terluka. Gampang remuk oleh benturan benda keras, kalau meleset sedikit, maka tubuh ini yang pertama kali "mencium" benda2 di sekitar, mulai dari aksi terbang, sampai ada di kolong mobil, semuanya merusak fungsi organ manusia. kita itu ringkih...haaahhh... pengendara motor, sayangi tubuh Anda. : ).

2. Walau manusia rapuh, di saat yang sama saya ditarik untuk melihat "betapa kuatnya manusia itu"

Kalau dipikirkan lebih lanjut, makhluk yang bisa beradaptasi dengan segala situasi itu manusia, walau dibantu alat2 ya.
Di udara sedingin apapun, manusia tetep pernah " menaklukan" Mount Everest, Di udara sepanas apapun di padang gurun Timur Tengah, dalam keadaan sedahaga apapun, manusia tetap melanjutkan hidupnya : ).

Ditempa sekeras apapun oleh kemiskinan, kemelaratan, kesengsaraan, manusia tetap hidup, dan bernafas. Tetap menyuguhkan senyuman saat orang lain tersenyum padanya.
Ditaro di situasi yang sulit sekalipun, manusia tetap hidup, walau kualitas hidupnya mungkin menurun. Tapi tetap : Manusia itu KUAT sekali. Ia dianugerahkan kekuatan untuk berkuasa atas semua ciptaan : ). Isn't it a good news ?

Jadi, tak perlu takut, sedih, susah, merana, dan merasa Anda yang paling sengsara. Di hutan rimba manusia tetap hidup, di dalam kesukaran apapun, manusia terbukti tetap bisa tersenyum dana melanjutkan hidup : ). Be glad, the strength is already there. :D.

Dayspring Blessings : ).

Below are the encouraging words from a dayspring e-card, sent to my bb. I feel loved, and i know the Wonderful Counselor is alive! He knows when I'm worrying n questioning a lot about what tomorrow might bring.

My family has a favorite phrase: "We'll see..."
We add it at the end of stories. Grab onto it to describe the future. Toss it into the middle of decisions.
It works pretty well.
And yet lately I've found myself wondering what it might mean to add more to the end of that phrase - to not simply stop at
"We'll see."
What if I finished the sentence?

We'll see...God come through in amazing ways.
We'll see...how He'll work all of this out.
We'll see...His goodness in the middle of the happy and hard places.
Yes, He knows all our circumstances, every hair on our heads, every care in our hearts.
He'll see...always has, always will (that includes today too).
And somehow that's enough to make me close my eyes and smile for awhile.

-Holley Gerth


We'll see everything comes for a reason : ).

withy

Tuesday, June 14, 2011

what a THANK YOU can do..

Notes di bawah ini ditulis oleh seorang sahabat terbaik saya yang menuangkan pengalamannya :

Dari duluuuuu
Saya terkenal sbg salah satu org ter"naive" di dunia
 
Gampang percaya
Mudah diboongin
Selalu bilang org baik
Sahabatan sama kata"ngalah"
Ga enakan setengah mati
Dan
Sasaran empuk u/ ditekan
 
Berpuluh2 nasihat pernah saya denger ttg ini, Berikut bbrp diantaranya
 
"baikkk sama bodoh itu tipiiiss cyn bedanya!"
"come on, jgn terlalu naive! Dunia ini ga sebaik yg loe pikir!
"welcome to the jungle,cyn!"
"oiii jgn may diinjek2!! SPEAK!!"
 
Dan lain-lain yg jumlahnya ratusan!
 
Tp dari dulu sampe skrg saya selalu mikir klo "hati kita tulus", pasti TUHAN jg ga butaaaa ko :D
 
Dan berbuat sesuatu yg jujur dan baik, ga akan membuat kita lbih BODOH dr yg lain!
 
 
However,
I just wanna say that
I think, Im RIGHT
 
Dari dulu, di tengah dunia kerja yg bnyk dikenal as a "JUNGLE" ini, I can Survive well!!! Because GOD works!!
 
Bukan dengan "mencelakai" org2 yg jahat sama saya, tp dengan menempatkan dan mengenalkan saya dgn org2 yg tepat yg jg berhati baik!
 
I can frankly speak about it! Mulai dr di RCTI, say cheese n subur, n YCAB foundation, I am surrounded by GoOd people with great power!
 
The point of this note is simple
 
When this world confusing u
Whether u should be good and do good
or u should play tricks n have some hidden agendas to protect yourself
 
The answer is
Be good to anyone
Do good to anyone
Have no hidden agenda
Have a pure heart
Stay sincere
 
You dont need to be affraid
Just do good
God knows better
on how to protect you in this "jungle"
He will take care of the rest
 
I am a living witness _ cynthia tenggara.




Ada 1 sAat saya bangun dan hemm biasa jadi miss Grumpy, males ngantor dll. Mengingat u ke jkt aja di senin pagi saya harus bangun jam 4 am, n duduk di bus by 4.45 am. Sampe kantor disambut sama muka mesem rekan kerja, n celotehan "kurang bermutu" ttg atasan saya. Rasanya kalo ngikutin hati pengen ngmg " helloooowww, kita lagi kerja kali. Namanya kerja ya cape, namanya juga kerja. Yauda lah saling support spy hari kita menyenangkan. Tapi saya juga ngerti, who am I to judge people around me.I always come back to have d right respond withy n d right attitude toward ur work. There's gonna be the time, kalo kt amsal. Ada saatnya terang orang benar itu bercahaya. Soo.. Though I was grumpy I pressed on to do what is right.

N yesterday night I almost burst into tears, when laoshi came up to me with a warm hug and say "tHank you for being wise" I was there standing. Thinking of.... Do I deserve the "thanks you". O well she never see me was grumpy on d bus, cried on my ojeg. She thanked me. N it changes everything. It should be me , who ought to say "thank you for a chance to learn n do my internship"

I flashed back, there're times when I came home n all I do is praying. Bless my leaders and bless those who hate my leaders ( I know how irony is this). N I know that God hears my pleads, He seeks through heart n He teaches me to treasure sincere heary more than anything.

N yeah He has His own way to work. He can do anything just to make your righteousness shine s bright after he brings u to the "molding" process.


Above all : this quotes still proven :

What comes from heart shall touch heart :).






-when a thank you means a lot-
Withy